Film 6,9 Detik Populerkan Olahraga Panjat Tebing
A
A
A
JAKARTA - Di Indonesia olahraga panjat tebing masing belum populer. Namun, masyarakat mulai membuka mata saat perhelatan Asian Games 2018 yang berlangsung di Jakarta dan Palembang. Aries Susanti Rahayu mampu mengharumkan nama Indonesia dengan meraih medali emas.
Momen ini membuat Lola Amaria melalui rumah produksi Lola Amaria Production tertarik sekaligus tertantang untuk menggarap film bertema olahraga dengan mengangkat kisah Aries Susanti Rahayu. Menariknya, perjuangan Ayu, sapaan akrab Aries Susanti Rahayu meraih prestasi di cabang olahraga tersebut, ternyata tidak diraih denngan mudah, tetapi lewat perjuangan keras.
Bekerja sama dengan Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI), Lola langsung menangani film yang diberi judul 6,9 Detik itu. pemilihan judul bukan tanpa alasan, tetapi terkait dengan catatan waktu terbaik Ayu pada saat latihan dan siap diwujudkan dalam kejuaran panjat tebing.
Sementara, Lola menggambarkan film 6,9 Detik ini lewat cerita Ayu sejak masih kecil, dimana kehidupannya serba kekurangan di sebuah desa di Purwodadi. Bahkan, ibunya harus menjadi TKI di luar negeri hingga Ayu kerap merindukan sosok ibunya yang pulang dua tahun sekali itu.
Ayu digambarkan sosok yang keras kepala hingga karakternya itu semakin terbentuk. Apalagi, dia termasuk orang yang tidak suka kalah dalam setiap persaingan apapun, termasuk dengan kakak-kakaknya.
Beranjak remaja, bakat Ayu di bidang olahraga dan kebiasaannya memanjat pohon di rumah dilirik gurunya dan membuat Ayu mendapat kesempatan menjajal olahraga panjat tebing. Sayang, dia sempat menyerah dengan olahraga ini karena kaki dan tangannya terluka.
Namun, akhirnya dia memutuskan untuk menjadi atlet panjat tebing nasional dan berhasil masuk pelatnas untuk Asian Games 2018.
Penonton disuguhkan, bagaimana Ayu menjalani proses panjang menjadi atlet. Bahkan, proses latihan di pelatnas sedikit diperlihatkan. Tidak saja melulu berlatih panjat tebing, juga dalam latihannya, Ayu dan atlet Indonesia lainnya harus masuk ke air es untuk menjaga stamina.
“Itu hanya sebagian kecil saja yang diperlihatkan (di film). Kalau latihannya itu lebih berat lagi,” kata Ayu yang juga menjadi pemeran utama untuk film 6,9 Detik ini.
Bagi Lola, film garapannya itu bisa menginspiratif karena tak hanya menceritakan perjuangan Ayu mengharumkan Indonesia di olahraga panjat tebing dunia, juga bagaimana Ayu terlibat dalam konflik dengan keluarganya.
"Ada kisah perjuangan dan heroik dari Aries Susanti Rahayu ini, perjalanan hidupnya juga menarik. Kami ingin membuat kisah inspirasi. Semiskin apapun kalau bekerja keras pasti ada hasilnya," beber Lola.
“Itu makanya saya tertarik untuk menceritakan perjuangan Ayu ke layar lebar. Dia atlet perempuan yang berhasil mendapatkan medali emas di Asian Games 2018," tambahnya.
Aries Susanti memang memiliki segudang prestasi di cabang olahraga panjat tebing. Sebelumnya, pada Mei 2018, dia menjadi juara panjat tebing tingkat dunia, setelah mengalahkan lawannya Elena Timofeeva. Ayu berhasil mengalahkan Elena di kejuaraan IFSC World Cup 2018 di Chongqing, China dengan mencatat waktu 7.51 detik.
Ke depan, Ayu siap mengharumkan nama Indonesia lagi lewat Olimpiade 2020. Hal itu diungjap melalui akun Instagram @aries_susanti. “Sebuah proses yang belum tentu orang lain bisa merasakan ini,,,dan saya harus bersabar untuk melewati proses ini,, karena saya mempunyai mimpi, dan mimpi saya sama dengan teman seperjuangan saya untuk berlaga di Olimpiade Tokyo 2020,” bebernya di media sosial.
Momen ini membuat Lola Amaria melalui rumah produksi Lola Amaria Production tertarik sekaligus tertantang untuk menggarap film bertema olahraga dengan mengangkat kisah Aries Susanti Rahayu. Menariknya, perjuangan Ayu, sapaan akrab Aries Susanti Rahayu meraih prestasi di cabang olahraga tersebut, ternyata tidak diraih denngan mudah, tetapi lewat perjuangan keras.
Bekerja sama dengan Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI), Lola langsung menangani film yang diberi judul 6,9 Detik itu. pemilihan judul bukan tanpa alasan, tetapi terkait dengan catatan waktu terbaik Ayu pada saat latihan dan siap diwujudkan dalam kejuaran panjat tebing.
Sementara, Lola menggambarkan film 6,9 Detik ini lewat cerita Ayu sejak masih kecil, dimana kehidupannya serba kekurangan di sebuah desa di Purwodadi. Bahkan, ibunya harus menjadi TKI di luar negeri hingga Ayu kerap merindukan sosok ibunya yang pulang dua tahun sekali itu.
Ayu digambarkan sosok yang keras kepala hingga karakternya itu semakin terbentuk. Apalagi, dia termasuk orang yang tidak suka kalah dalam setiap persaingan apapun, termasuk dengan kakak-kakaknya.
Beranjak remaja, bakat Ayu di bidang olahraga dan kebiasaannya memanjat pohon di rumah dilirik gurunya dan membuat Ayu mendapat kesempatan menjajal olahraga panjat tebing. Sayang, dia sempat menyerah dengan olahraga ini karena kaki dan tangannya terluka.
Namun, akhirnya dia memutuskan untuk menjadi atlet panjat tebing nasional dan berhasil masuk pelatnas untuk Asian Games 2018.
Penonton disuguhkan, bagaimana Ayu menjalani proses panjang menjadi atlet. Bahkan, proses latihan di pelatnas sedikit diperlihatkan. Tidak saja melulu berlatih panjat tebing, juga dalam latihannya, Ayu dan atlet Indonesia lainnya harus masuk ke air es untuk menjaga stamina.
“Itu hanya sebagian kecil saja yang diperlihatkan (di film). Kalau latihannya itu lebih berat lagi,” kata Ayu yang juga menjadi pemeran utama untuk film 6,9 Detik ini.
Bagi Lola, film garapannya itu bisa menginspiratif karena tak hanya menceritakan perjuangan Ayu mengharumkan Indonesia di olahraga panjat tebing dunia, juga bagaimana Ayu terlibat dalam konflik dengan keluarganya.
"Ada kisah perjuangan dan heroik dari Aries Susanti Rahayu ini, perjalanan hidupnya juga menarik. Kami ingin membuat kisah inspirasi. Semiskin apapun kalau bekerja keras pasti ada hasilnya," beber Lola.
“Itu makanya saya tertarik untuk menceritakan perjuangan Ayu ke layar lebar. Dia atlet perempuan yang berhasil mendapatkan medali emas di Asian Games 2018," tambahnya.
Aries Susanti memang memiliki segudang prestasi di cabang olahraga panjat tebing. Sebelumnya, pada Mei 2018, dia menjadi juara panjat tebing tingkat dunia, setelah mengalahkan lawannya Elena Timofeeva. Ayu berhasil mengalahkan Elena di kejuaraan IFSC World Cup 2018 di Chongqing, China dengan mencatat waktu 7.51 detik.
Ke depan, Ayu siap mengharumkan nama Indonesia lagi lewat Olimpiade 2020. Hal itu diungjap melalui akun Instagram @aries_susanti. “Sebuah proses yang belum tentu orang lain bisa merasakan ini,,,dan saya harus bersabar untuk melewati proses ini,, karena saya mempunyai mimpi, dan mimpi saya sama dengan teman seperjuangan saya untuk berlaga di Olimpiade Tokyo 2020,” bebernya di media sosial.
(tdy)